Doctor Shoes

Perempuan dan gaya adalah dua hal yang sulit bisa dipisahkan. Untuk itu, perempuan acapkali melirik bisnis berbasis fashion. Satu di antaranya Sylvana Rianty. Gadis kelahiran Medan 22 Oktober 1992 ini membangun sebuah usaha sepatu handmade bertajuk Doctor Shoes dari nol. Produk buatan Sylvana bukanlah sepatu untuk kepentingan dunia kedokteran atau medis meski labelnya memakai kata Doctor. Sepatu Sylvana sangat trendi untuk perempuan modis. Koleksi buatanya juga mayoritas high heels yang sangat menawan.

Pentahbisan nama Doctor Shoes lantaran sang empunya adalah dokter muda yang sedang menjalani pendidikan untuk menjadi dokter di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Djulham, Binjai, Sumatera Utara, bagian obgyn. Dia baru saja menamatkan kuliah di fakultas kedokteran Universitas Prima Indonesia, Medan, April 2014 sebagai dokter muda dengan gelar S.Ked (sarjana kedokteran).

Doctor Shoes.Owner (2)

Sylvana membuka usaha ini sejak 1 Februari 2013. “Saya sangat menyukai sepatu dan hobi mngoleksinya apalagi saya terobsesi sama brand sepatu ternama. Lalu saya bertekad punya usaha sepatu sendiri di mana saya rancang sesuka hati saya. Begitulah konsep usaha ini, usaha yang menyediakan pembuatan sepatu sesuai keinginan konsumen baik model, warna juga motifnya,” ujarnya.

Sejatinya memulai usaha ini tidak gampang. Dia terpaksa menjual jari-jari sepeda motornya senilai Rp600 ribu untuk dijadikan modal usaha. “Ini kendala di awal, saya berusaha mengumpulin modal sampai harus menjual jari-jari sepeda motor saat itu. Dari situlah jatuh bangunnya usaha ini sampai sekarang,” timpalnya.

Semangatnya yang besar membuat Sylvana bisa bangkit, walau sempat ditentang kedua orang tuanya yang tak ingin kuliah di kedokteran berantakan hanya gara-gara usaha sepatunya. “Sampai akhirnya saya berani ambil keputusan sendiri untuk lanjut usaha dan kuliah tetap jalan,” ucapnya. Duka lainnya di awal usaha adalah harus mengerjakan semua sendiri, termasuk harus menjadi kurir karena terbentur biaya untuk menggaji karyawan. Dia selalu mengantar orderan sepulang kuliah hingga larut malam pakai sambil menenteng semua sepatunya. “Jadi sudah enggak ada malunya lagi. Belum lagi ada konsumen yang komplain habis-habisan karena enggak sesuai pesanannya, padahal saya sudah bertanggung jawab untuk buat lagi, dia tetap enggak mau. Saya diolok-olok, terhina banget sampai nangis. Di sinilah saya sangat terpukul dan sempat berhenti seminggu,” kenangnya.

Beruntung, sang mama yang mulai luluh melihat perjuangan anaknya memberikan dorongan. Lewat semangat sang mama jugalah, Sylvana berhasil bangkit. “Beliau (mama) bilang, namanya usaha pasti ada rintangannya, lalu saya coba tenangin diri selama seminggu dan bisa kembali bangkit,” jelasnya.

Bisnis sepatu Doctor Shoes bisa dipesan secara online. Sylvana menggunakan semua layanan di media social, seperti twitter, whatsapp, BBM, line juga instagram, juga kadang ikut pameran di lokasi berbasis mahasiswi. Sepasang sepatu dibuat dengan memakan waktu satu hingga tiga minggu, dan bisa lebih cepat atau bahkan lebih lama tergantung jenis sepatu yang akan diproduksi dan tingkat kesulitannya.

Sepatu koleksi Sylvana dijual dengan harga ratusan ribu. Untuk flat Rp240 ribu, heels dan wedges Rp275 ribu hingga Rp310 ribu. Juga ada model angkle dan boots dengan harga Rp285 ribu hingga Rp350 ribu. “Waktu pembuatan dan harga bisa berubah tergantung permintaan jenis sepatunya,” bebernya.
Kini, konsumen Doctor Shoes tidak lagi anak gadis tapi juga ibu-ibu baik dari Medan, Aceh bahkan sudah ke Jakarta, Kepulauan Riau. “Kalau pesanan enggak selalu konsisten. Tapi dalam seminggu bisa tujuh pasang terjual,” katanya. Kini, Sylvana juga merambah menjadi reseller sepatu pria dan sepatu sport brand ternama, karena dia focus pembuatan sepatu wanita.

Warga Jalan Diski Telaga Sari No.12 KM.15 Medan 20351 ini menambahkan saat ini dia berusaha mempertahankan usahanya dengan pendekatan ke konsumen semakin dekat. Baik dari cara interaksi, hinga menjawab semua pertanyaan konsumen demi kesempurnaan pesanan. “Terus bernovasi dengan model, tapi interaksi ke konsumen terus dijaga karena konsumen enggak suka dengan owner yang sombong,” lanjutnya.

Lalu bagaimana kelangsungan karir di dunia medisnya? “Saya mau dua-duanya tetap jalan. Saya enggak mau juga dibilang Doctor Shoes sebagai usaha sampingan. Saya mau berjalan seiring dengan dokter, karena selain membangunnya juga di waktu bersamaan, tingkat kesulitannya mempertahankan keduanya waktu juga sama-sama susah payah,” pungkas Sylvana yang kini punya tiga pekerja. (nina rialita)

Nama : Sylvana Rianty
Alamat : Jl. Diski Telaga Sari No.12 KM.15 Medan 20351 (Wita Saloon/Doctor Shop)

One thought on “Doctor Shoes

Leave a comment