Pengurus PSMS versi Benny Sihotang ‘Ikat’ Donny Siregar dkk
Pengurus PSMS Medan versi ketua umum Benny Sihotang telah mengikat enam pemain bidikannya untuk memperkuat tim musim 2012/2013. Mereka adalah Donny Fernando Siregar, Yuda Andika, Irwanto, Ari Yuganda, Romi Agustian dan eks gelandang PSMS ISL musim lalu Zulkarnain. Keenam pemain ini bersama pelatih, Abdul Rahman Gurning telah menerima uang tanda jadi sekira 10 persen dari nilai kontrak di Sekretariat PSMS Medan, Komplek Kebun Bunga, Senin (29/10).
Negosiasi para pemain ini terbilang sangat alot. Dimulai dari pukul 09.30 WIB hingga pukul 14.30 WIB, para pemain harus komunikasi berkali-kali sebelum menuntaskan kata sepakat. Dalam negosiasi ini, sejatinya ada tujuh pemain ditambah Jecky Pasarella, namun eks striker PSMS IPL ini belum juga menemukan titik temu nilai kontrak yang pas hingga menjelang sore dan negosiasi akan kembali dijalin Selasa. Ketujuh pemain ini, dua di antaranya merupakan pemain yang sudah dinyatakan lolos seleksi dari pihak PSMS versi Ketua Umum Indra Sakti Harahap, yakni Irwanto dan Jecky Pasarela.
Satu persatu pemain yang berkumpul di kantin PSMS dipanggil ke sekretariat untuk tawar menawar harga di depan beberapa pengurus dan ketua umum. Sesi pertama, hingga pemain ketujuh tidak juga satu kata sepakat terucap. Sesi kedua, pemain kembali dipanggil berturut dengan cara yang sama. Tercatat, masing-masing pemain ada yang harus mondar mandir dari kantin ke sekretariat sebanyak lima sampai tujuh kali untuk akhirnya deal harga. Setelah pemain, giliran Abdul Rahman Gurning yang prosesnya terbilang cepat, lantaran sudah menemukan kata sepakat soal nilai kontrak sebelum hari Senin.
Ketum PSMS Benny Sihotang kemudian memperkenalkan para pemain dan pelatih ke media yang masih secara simbolik dengan berfoto bersama sambil memegang satu kemeja hijau putih PSMS. Dirut PD Pasar Pemko Medan ini mengatakan akan segera meresmikan pemain lewat draf kontrak setelah kepengurusan dikukuhkan. “Kami sudah mengikat pemain, walaupun kepengurusan belum dikukuhkan. Kami semuanya terbuka, apa yang kami negosiasikan tadi dengan pemain semua pemain dengar. Ini yang mau kami bangun, keterbukaan. Jadi tidak ada istilah ada dusta di antara kita,” ungkapnya.
Benny mengakui, saat ini hanya bisa memberikan panjar. “Ini bukan kontrak, hanya panjar. Ini bukan DP (uang tanda jadi), kami belum teken kontrak, ini tanda jadi dan pemain menandatangani kwitansi bermaterai. Ada enam pemain, Jecky masih negosiasi. Apa yang disepakati bersama pemain, itu semua yang diberikan ke pemain dan tidak ada potongan, kami sudah sepakat dengan pemain seperti itu,” tegasnya.
Dia mengurai, alotnya proses negosiasi lantaran tawar menawar harga. “Inilah negosiasi namanya, kami terbuka dengan teman-teman pemain. Alot, tidak ada rekayasa. Soal berapa nilai kontrak, saya enggak etis mengungkapkan. Tapi kalau teman-teman pemain mau mengatakan ke publik silahkan, saya menghomati itu,” ungkapnya.
PSMS sendiri belum menemukan sponsor, dan Benny memastikan uang yang keluar untuk uang tanda jadi pemain adalah dari kantong pribadi pengurus. “Sponsorship belum ada masuk, tapi sudah ada beberapa yang didekati. Belum bisa deal dengan sponsor, karena kami belum ada komposisi pengurus. Ya mau tidak mau, kami bahu membahu sesama pengurus untuk membayar tanda jadi ini” ujarnya.
Untuk itulah, lanjutnya pihaknya belum menyusun angka pasti untuk rancangan anggaran keperluan untuk belanja pemain musim ini. “Seperti yang kita ketahui kepengurusan musim lalu tidak ada menyisakan satu rupiah pun. Jadi kami mencari sendiri kebutuhan kami. Kami belum buat budgetting (untuk belanja pemain). Walaupun secara perusahaan itu salah, namun inilah PSMS saat ini, harus diterima apa adanya dengan keterbatasannya. Tapi, kami percaya bisa mengatasinya dengan bahu membahu. Target kami hanya satu musim ini berada di divisi utama, musim depannya harus naik level,” tegasnya.
Setelah hari pertama mengikat enam pemain, Benny mempersilahkan proses selanjutnya ke pelatih untuk merekrut pemain. Rekomendasi pelatih akan diteruskan ke pengurus, kemudian dengan melihat track record musim-musim sebelumnya, sang pemain akan langsung dinegosiasi. “Soal pemain, termasuk pemain asing diserahkan saja pelatih. Karena kalau hanya dari pengurus, kemudian pelatih enggak sreg dengan pilihan tersebut, kan susah juga. Sebab sepakbola itu teamwork,” ucap pria berkacamata ini.
Persiapan tim yang mulai terlihat, lanjutnya akan diteruskan dengan latihan. Proses ini tentu akan sangat tergantung dengan dualisme PSMS saat ini. Mengingat PSMS versi ketua umum Indra Sakti Harahap menjalani seleksi lanjutan juga di Kebun Bunga. Benny memastikan akan membuat surat dan meminta wali kota Medan untuk menerbitkan sebuah surat untuk penguasaan lapangan. “Dualisme ini pengaruhnya pasti ada. Kami akan kukuhkan kepengurusan dalam minggu ini, kemudian nanti kami minta kepada pak Wali Kota untuk menerbitkan sebuah surat penguasaan lapangan. kami enggak mau memegang tempat tanpa pegangan, harus ada dasarnya sama kami,” ungkapnya.
Sementara itu, Abdul Rahman Gurning memastikan tidak akan seleksi pemain. Dia akan menggunakan formasi 4-4-2, sehingga dari pola ini dia cukup tahu berapa pemain yang dibutuhkannya selama satu musim sesuai posisi. “Idealnya 24 pemain, atau 26 dengan pemain asing. Dan kalau ada uang, tambah lima untuk pemain magang. Yang jelas dari pengurus diutamakan putra daerah. Termasuk untuk anak PON, ada juga yang sudah kami komunikasikan dengan pemain-pemain PON. Kalau untuk pemain asing, intinya skillnya harus di atas pemain lokal, karena dari penggajian mereka lebih tinggi,” ujar eks pelatih PSP Pekanbaru ini.
Gurning sendiri mengaku senang proses tahap awal uang tanda jadi ini selesai, karena statusnya yang sudah meningkat satu level tentang status sebagai pelatih PSMS. Sebagai pelatih dia senang bisa kembali ke Medan dan berkarir dekat dengan keluarga. “Sudah enam tahun saya di luar daerah terus. Saya juga ingin membesarkan PSMS yang sudah membesarkan saya,” tuturnya.
Sedangkan, dari pemain, Donny Fernando Siregar, mengakui alotnya negosiasi yang berjalan Senin pagi hingga siang, lantaran nilai yang ditawarkan pengurus terlalu rendah. “Mungkin pengurus baru belum tahu kali harga pemain. Jadi kami ditawar terlalu rendah, tapi setelah kami ngomong naik harga, akhirnya menemukan titik temu. Kalau saya pribadi, nilai yang cocok lebih rendah dari yang saya terima di klub sebelumnya (PSIS). Namun ini harganya setimpal karena sekarang saya enggak perlu merantau lagi dan bisa dekat dengan keluarga, apalagi istri sedang hamil,” jelas eks kapten PSIS ini.
Donny sendiri mengaku senang, pengurus PSMS bisa melakukan gebrakan dengan melakukan proses tanda jadi ke pemain dengan memberikan 10 persen dari kontrak. Proses ini juga yang membuatnya melepaskan tawaran dari beberapa klub lainnya saat ini yang sedang negosiasi berjalan, seperti Pro Duta. Juga dari PSMS versi Ketua Umum Indra Sakti Harahap. Pasalnya, pascadinyatakan tidak lolos ke seleksi tahap tes medis, banyak suara publik Medan mengecam keputusan tersebut. Donny akhirnya sempat dihubungi dan rencananya akan menjalani negosiasi oleh pengurus. “Iya sempat dilirik dan sore ini (Senin) katanya mau dinegosiasi dengan pihak PSMS versi Pak Indra Sakti. Tapi ya mungkin, saya kadung sakit hati. Sudah izin ikut TC di Jogja untuk Batik Cup di Solo (sehingga absen seleksi), malah ditolak. Yang di Pro Duta juga selepas ini harus dilepas, karena sebelumnya masih terus negosiasi berjalan,” pungkasnya. (nina)
Suimin Pasrah
Pelatih Kepala PSMS Medan versi ketua umum (ketum) Indra Sakti Harahap, Suimin Diharja tak bisa berbuat banyak, begitu mengetahui pemainnya beralih ke PSMS versi ketum Benny Sihotang. Irwanto, Jecky Pasarela mengikuti proses negosiasi bersama Benny Sihotang di Sekretariat PSMS, Kebun Bunga Senin (29/10). Irwanto sudah sepakat menjadi bagian dari PSMS yang dilatih Abdul Rahman Gurning itu dengan menerima uang tanda jadi dari sepuluh persen nilai kontrak yang disetujui. Sedangkan, Jecky akan melakukan negosiasi kembali pada hari Selasa.
Irwanto dan Jecky adalah dua dari 34 pemain Suimin yang sudah masuk seleksi tahap ketiga atau hanya menunggu tes medis. Langkah keduanya, diyakini bakal diikuti beberapa pemain lainnya, lantaran pemain-pemain yang diseleksi ini belum satupun menerima kepastian, meski sudah melakoni seleksi jauh hari. Bahkan hingga hari ini, tes medis yang dijadwalkan dilakukan di Universitas Negeri Medan (Unimed) kembali ditunda. Sebut saja, Saktiawan Sinaga, Fajar Andika, Wijay, Muhammad Antony juga Wiganda Pradika, nama-nama yang ramai dibicarakan bakal beralih ke tim Abdul Rahman Gurning.
Saktiawan Sinaga, Afan Lubis, Fajar Andika dan beberapa pemain lainnya, sejatinya sudah pernah bernegosiasi dengan pengurus dan ketua umum Indra Sakti Harahap. Namun, lanjutan dari negosiasi pemain-pemain yang direkomendasi Suimin tersebut agar menjalani negosiasi lebih cepat belum juga direalisasikan dalam bentuk apapun, melainkan hanya pertemuan di Hotel JW Mariot Medan.
Soal dua pemain Irwanto dan Jecky, Suimin tampak pasrah. Dijumpai di Gedung Mantan PSMS, lokasi yang bersebelahan dengan Mes PSMS, Suimin mencoba tenang. Menurutnya, sepakbola sudah menjadi pekerjaan, dia tidak bisa melarang pemain jika menerima tawaran yang lebih pasti. “Namanya kerja, ya enggak masalah. Dari sisi teknis, mereka (Irwanto dan Jecky) kami butuhkan. Tapi sekali lagi, sepakbola adalah pekerjaan. Jadi umpamannya mana yang lebih cepat dan punya kepastian, pemain pasti ke sana. Kita harus fair memandang hal ini,” ujarnya.
Dia mengurai, sejak tahun 1980-an sepakbola sudah menjadi batu loncatan untuk kerja bagi pesekabola. “Tahun 1995, sudah menjadi profesi. Jadi wajar saja, kalau situasinya seperti ini,” timpalnya.
Suimin mengaku masih punya banyak stok pemain untuk menutupi dua pemain yang hijrah ke tim PSMS lainnya. “Masih ada 32 pemain lagi. Tapi kalau nama-nama yang ramai dibincangkan itu juga pergi ke sana, itu yang akan sangat merusak skema tim yang sudah saya rancang. Tapi, kalau hanya dua pemain, tidak masalah. Bahkan kalau Novi Hendrawan (pemain yang tidak lolos ke tahap ketiga lantaran absen selama seleksi) mau bergabung kemari ya enggak apa-apa,” ujarnya.
Selain itu, Suimin masih punya 25 pemain lainnya yang tidak lolos ke tahap ketiga yang rencananya digabung untuk tim PSMS II (cadangan). “Makanya pemain yang tidak lolos seleksi ke tahap ketiga, tetap kami pakai untuk menjaga hal-hal seperti ini,” lanjutnya.
Mantan pelatih Sriwijaya FC ini berusaha tenang, sebab memori musim 2009/2010 terus menghantuinya. Saat itu, dia sudah merancang skuat dengan pemain-pemain yang ciamik, namun banyak pemain yang dibidiknya gagal menemukan kata sepakat hingga akhirnya memilih klub lain. Suimin pun hanya bisa memainkan tim dengan pemain cadangannya. “Kita enggak tahu besok, nanti malam, bahkan bentar lagi yang akan terjadi (pemainnya lari),” tegasnya.
Soal dualisme PSMS, Suimin juga tak ambil pusing. Menurutnya, penonton di Medan sudah kritis. Penonton, lanjutnya sudah pintar memilih tim untuk ditonton. “Penonton Medan kritis, sepakbola bukan hanya menang dan kalah. Kans seninya juga ada. Mereka (penonton) yang akan menentukan mau menonton yang (PSMS) mana soal dualisme ini,” jelasnya.
Suimin mengakui, pihaknya masih menunda tes medis dan akan mengalihkan agenda uji coba lewat turnamen di Lhoksewame mulai tanggl 4 November 2012. “Program rencana ke aceh, untuk conditioningnya tepat. Kami akan bermain pressing, bakal ada delapan tim di turnamen itu. Kami rencananya bawa 25 pemain, sisanya berlatih di Medan. Saya nanti ajukan ke pengurus agar pelatih dibagi dua, ada yang berangkat dan tinggal. Nanti di sana (Aceh), kami sekalian ingin melihat level fisik masing-masing pemain,” pungkasnya. (nina)
You must be logged in to post a comment.