Predator Helmets Indonesia

Menjalankan usaha wajib berinovasi. Muhammad Idris Nasution mampu mempratekkan hal tersebut. Dari produk yang terkesan biasa saja sebagai pengaman bagian kepala pengendara sepeda motor menjadi barang wah. Sang pemakaipun menjadi garang layaknya tokoh dalam film yang dibintangi Arnold Schwarzenegger, Predator.

Sang owner usaha berlabel Salon Helm Fresh and Clean ini mengembangkan bisnis yang telah buka sejak 2010 dengan terobosan Predator Helmets Indonesia setahun terakhir. Siapapun pemakai helm ini langsung tampil beda, dengan helm bermotif wajah predator. Berawal dari rasa penasaran dengan produk helm asal Rusia, Idris tertantang membuat helm predator. Ya diakuinya, helm predator ini terinspirasi produk serupa buatan Rusia yang harganya 786 US$. Idris mengaku tertarik tidak hanya bentuk tapi juga harga yang mahal satu helmnya. “Saya tertantang melihat orang Rusia bisa membuat itu, saya yakin saya juga bisa. Saya buat satu lalu saya posting di facebook lalu banyak komentar,” kenangnya.

10801522_1052608704756584_5443467294341780086_n

Dari sekadar postingan di facebook tersebut, mahasiswa yang sedang menyusun skripsi ini malah mendapat respon luar biasa. Peminatnya bukan sembarang, dari Malaysia, Filipina hingga India. Saking banyaknya peminat, Idris memutuskan harus memiliki kaki tangan di luar negeri, terutama di negeri jiran. Dia pun memiliki agen di Sabah, Malaysia. “Usaha utama saya tetap salon helm, karena segala jenis layanan helm mulai cuci, bengkel helm bisa dibilang awal usaha ini berdiri. Tapi, belakangan saya harus berinovasi agar tidak terkesan monoton. Dan, saya enggak nyangka bisa diterima khususnya di Malaysia sebagaipasar terbesar luar negeri,” ujarnya.

Dari berbagai respon terutama dari luar negeri, Idris mengaku sempat kesulitan dengan bahasa Inggris. Dia terpaksa menggunakan google translate. “Ditambah lagi belajar mengirim barang ke luar negeri, order dari pelanggan luar negeri hingga akhirnya saya punya agen produk di Malaysia. Dan, sekarang enggak perlu lagi menggunakan google translate, lumayan sudah bisa bahasa Inggris,” ungkapnya.

Kendala lain adalah pasarnya yang masih terkotak-kotak. Karena, tak semua orang bersedia menggunakan helm ini di jalan raya, peminatnya hanyalah yang benar-benar suka tantangan. “Ya bentuknya ekstrim, belum semua mau pakai. Peminatnya para bikers di event-event tertentu. Tapi, kalau pakai helm ini bisa jadi pusat perhatian,” ucapnya.

Untuk proses pembuatan satu unit helm predator maupun alien membutuhkan waktu dua minggu, termasuk di dalamnya pilih desain, cat, airbrush, clear, finishing, packing lalu finishing. “Pesannya pre order, kita buat sesuai pesanan konsumen. Agar konsumen puas, kita jamin setelah jadi memang merasa puas senilai dan setimpal dengan harga yang harus dikeluarkan,” tegasnya.

Dalam satu bulan, rata-rata pihaknya mampu menyelesaikan 10 hingga 15 unit helm predator dan helm alien. Satu helm untuk harga domestic dijual dengan harga Rp1,8 juta ditambah lagi ongkos kirim ke daerah tujuan. Sementara, untuk pasar internasional dibanderol US$ 286 ditambah dengan ongkos kirim ke negara tujuan.

Pria kelahiran 12 Januari 1985 ini mengaku senang menjalani usaha berbasis service helm. “Usaha ini sangat menjanjikan karena bisnis ini sangat mentah, minim pemain (pengusaha), sementara helm yang bau, rusak, berjuta jumlahnya. Dan pasarnya masih sangat potensial. Walau sejujurnya masih sulit menyadarkan orang untuk peduli dengan helmnya. Untuk cuci helm saja, masih ada yang bilang lah helm kok dicuci,” ujar peraih penghargaan Finalis WMM 2011 Bank Mandiri ini. Sedangkan, untuk pasar helm predator targetnya mancanegara (nina)