Djohan Coffee Corp-Meracik Kopi dalam Garasi

Usaha bisa dilakukan di mana saja, bahkan di garasi sekalipun. Di tangan Salimin Djohan, di lokasi yang disediakan untuk parkir mobil pribadinya tersebut, dia mampu menciptakan produk kopi nikmat. Mengemban nama usaha Djohan Coffee Corp, pria kelahiran 27 Desember 1968 ini meracik kopi sendiri yang awalnya untuk memenuhi kebutuhan kedai kopinya yang dibukanya di tahun yang sama kini memiliki konsumen sendiri.

Sejak tahun 2009, pria yang akrab disapa Djohan ini memanfaatkan garasi yang berukuran 4 x 6 meter. Bapak satu anak ini mengaku terinspirasi dari Steve Jobs yang bersama temannya Steve Wozniak dikenal sebagai Founder Apple yang juga menggunakan garasi di awal merintis karir. Di garasi ini, Djohan adalah bos dan pekerja di mana dia harus langsung turun tangan melakukan segala hal. “Saya memulai gongseng kopi di garasi mobil saya, karena awalnya dari keinginan untuk memulai menjadi roaster kopi dengan modal sekecil-kecilnya. Tidak perlu sewa tempat dan pegawai juga cuma satu orang saya sendiri. Saya terinspirasi dari Steve Jobs,” ungkapnya kepada Majalah Inspirasi Usaha.

Langkah ini, lanjutnya paling ideal untuk memulai usaha, agar risiko minim dan bisa mencurahkan modal untuk peralatan yang dibutuhkan daripada anggaran habis untuk sewa tempat. “Saya kira itu juga yang dilakukan Steve Jobs dan enterprenuer lainnya,” timpalnya.

Djohan Coffee di Pabrik Garasi (1)

Untuk mendapatkan hasil yang terbaik, Djohan berburu biji kopi pilihan yang terkenal dengan kualitas kopi yahud. “Saya mendapatkan green bean (biji) kopi dari pengumpul kopi daerah Aceh Gayo, juga daerah Sidikalang dan daerah Lintongnihuta,” tegasnya.

Dalam prosesnya, Djohan mengurai jika dilakukan dengan tahapan grading (memilah kualitas biji kopi mentah), sizing (membuat ukuran yang sama), misalnya biji kopi antara 5-7 mm dan di atas 7 mm, sisanya tidak dipakai, serta penjemuran untukmendapatkan kadar air biji kopi sekitar 12 %, proses itu bisamemakan dua sampai tiga hari untuk hasil sekira 200 kg biji kopi bagus. “Dunia yang paling hebat ada di internet, saya pelajari soal kopi. Sehingga saya mengerti kopi yang bagus,” ujarnya soal pengetahuannya tentang kopi dan proses pembuatannya.

Karena pabrik kopi diakuinya masih berskala kecil, Djohan masih mengerjakan semua proses sendirian. “Saya melakukan semua proses testing dari green bean sampai siap seduh, karena pabrik masih kecil volume, jadi belum memakai tenaga ahli, hal lain yang membuat saya suka bergelut dari proses tersebut adalah belajar langsung dan berani untuk melakukan kesalahan. Yaitu mengambil risiko yang sudah diperhitungkan, tujuannya adalah untuk mendapatkan mana yang benar, kita perlu tahu mana yang salah,” tuturnya.

Hasil racikan kopi yang telah digongseng, disuplainya ke kedai kopinya bernama Kopi Tiam Ong serta Republik Kopi di Medan. Di samping itu, dia juga menjual kopi dalam bentuk biji dan bubuk ke publik. Untuk kopi bubuk dijualnya ukuran 100 gram dengan Rp25 ribu dan 200 gram dengan Rp50 ribu. Dalam sebulan sekira 1,500 kg laku terjual. “Umumnya yang membeli adalah konsumen yang memang penikmat kopi sewaktu di kantor, di rumah dan sebagian lagi konsumen dari luar kota untuk oleh-oleh dari Medan,” jelasnya.

Djohan memang harus berbagi waktu tidak hanya terjun langsung ke pabrik kopi di garasinya, juga mengontrol perkembangan kedai kopinya. Diakuinya, usaha kedai kopi masih menguntungkan. “Saya kira kedai kopi tetap menarik dan menguntungkan, karena merupakan gaya hidup orang perkotaan. Jadi saya tetap menginginkan perkembangan gerai kedai kopi ,. Namun, pabrik kopi di garasi akan tetap dipertahankan sampai kapasitasnya tidak memungkinkan, barulah dipikirkan untuk mendapatkan tempat baru yang lebih baik dan moderen,” ucap alumni S2 Institut Pengembangan Indonesia ini.

Apalagi, menurutnya kedai kopi dan café berkembang pesat di Kota Medan sehingga permintaan kopi siap seduh menjadi berkembang. “Sebagai pemilik kedai kopi dengan brand lokal, saya tidak bias membeli dari orang lain (kopi racikan), karena merupakan prestise dan keunikan dari si pemilik kedai, sehingga saya harus menggonseng sendiri dengan cita rasa yang saya inginkan. Namun kalau hanya menjalankan pabrik kopi saja, pasarnya harus lebih,” pungkas pria yang memilih memiliki usaha sendiri daripada meneruskan usaha furnitur orangtuanya. (nina rialita/Majalah Inspirasi Usaha)

Djohan Coffee Corp
Owner : Salimin Djohan
Nomor HP : 08126071690
Alamat : Komplek Griya Riatur Indah, Medan (Rumah & Pabrik Kopi)
Jalan Dr Mansyur No.39, Medan (Resto Kopi Tiam Ong)
Jalan Setia Budi, Medan

Leave a comment